- The Kanigara Journey
- Posts
- Kisah Inspiratif: Abu Ubaidah bin Jarrah – Sang Penjaga Amanah dan Pemimpin yang Bijaksana dan Dihormati. (part 2)
Kisah Inspiratif: Abu Ubaidah bin Jarrah – Sang Penjaga Amanah dan Pemimpin yang Bijaksana dan Dihormati. (part 2)
[Chapter 5: Fakta Menarik Tentang Abu Ubaidah]
Memiliki julukan Al-Amin.
“Abu Ubaidah bin Jarrah mendapat gelar Al-Amin dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Gelar ini berarti "yang terpercaya," diberikan karena kejujuran, integritas, dan kesetiaan yang luar biasa yang selalu ia tunjukkan dalam setiap aspek kehidupannya.”
Mendapatkan sebuah karomah.
“Salah satu peristiwa luar biasa yang menunjukkan keberkahan dan pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala kepada Abu Ubaidah terjadi saat pasukan Muslim yang dipimpinnya kehabisan bekal makanan. Dalam keadaan genting ini, Allah Subhanahu wa ta'ala mengirimkan bantuan berupa seekor ikan raksasa yang disebut dengan "ambar." Ikan itu terdampar di pantai Laut Merah.”
Ukuran ikan tersebut begitu besar sehingga cukup untuk menjadi bekal makanan bagi 300 prajurit Muslim selama sebulan penuh. Untuk menunjukkan kebesaran ikan itu, Abu Ubaidah memerintahkan tiga belas prajurit duduk di lubang bekas mata ikan tersebut. Ia juga menyuruh mengambil dua tulang besar dari ikan itu dan menegakkannya seperti tiang. Salah seorang prajurit bertubuh tinggi menaiki unta terbesar di antara mereka, lalu berjalan di bawah tulang tersebut tanpa kepalanya menyentuh bagian atasnya.
“Selama tinggal di tempat itu, tulang ikan raksasa tersebut digunakan pasukan Muslim sebagai tempat berteduh dari terik matahari. Keajaiban ini menjadi bukti nyata pertolongan Allah Subhanahu wa ta'ala bagi orang-orang yang beriman dan bersabar.”
Pemimpin yang sederhana dan dihormati.
“Sebagai gubernur wilayah Syam dan panglima perang tertinggi, Abu Ubaidah dikenal dengan sifatnya yang luar biasa sederhana, adil, dan mengutamakan kepentingan rakyat di atas dirinya sendiri. Kekuasaan dan kekayaan tidak pernah mengubah kehidupannya yang bersahaja.”
Dijamin Masuk Surga.
“Abu Ubaidah bin Jarrah adalah salah satu dari sepuluh sahabat yang dijamin masuk surga oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Jaminan ini diberikan atas keimanan, kesetiaan, dan pengorbanannya dalam memperjuangkan Islam.”
[Chapter enam: Wafatnya Sang Penjaga Amanah]
"Pada tahun enam ratus tiga puluh sembilan Masehi, wilayah Syam dilanda wabah besar yang dikenal sebagai tha’un Amwas. Wabah ini menyebabkan penderitaan yang sangat besar bagi penduduk setempat. Sebagai gubernur Syam saat itu, Abu Ubaidah bin Jarrah menerima tawaran dari Khalifah Umar bin Khattab untuk meninggalkan wilayah tersebut demi keselamatannya. Namun, dengan kelembutan hati dan keberanian yang luar biasa, Abu Ubaidah menolak tawaran tersebut, seraya berkata, "Aku tidak ingin meninggalkan takdir yang telah Allah tetapkan untukku bersama rakyatku."
Dengan penuh pengorbanan, Abu Ubaidah memilih untuk tetap tinggal di tengah-tengah rakyatnya yang sedang berjuang menghadapi wabah. Ia tidak hanya memberikan bimbingan dan semangat, tetapi juga senantiasa berdoa untuk kebaikan umat. Meskipun ia tahu risikonya sangat besar, ia tetap menjalankan amanahnya sebagai pemimpin yang setia kepada umatnya. Keikhlasan dan pengorbanannya menjadikannya teladan luar biasa bagi umat Muslim di seluruh dunia.
Ketika ajal menjemput Abu Ubaidah, ia memberikan wasiat yang penuh dengan kebijaksanaan kepada pasukannya. Ia berkata, "Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, menjaga shalat, berpuasa, bersedekah, dan menaati pemimpin yang adil." Wasiat ini mencerminkan hidupnya yang penuh dengan amanah, kesederhanaan, dan pengabdian tanpa pamrih untuk umat Islam.
Setelah wafatnya Abu Ubaidah, Khalifah Umar bin Khattab merasa kehilangan yang mendalam. Dengan penuh duka, ia berkata, "Jika Abu Ubaidah masih hidup, aku akan menunjuknya sebagai penggantiku tanpa ragu." Ucapan ini mencerminkan penghormatan dan kepercayaan yang luar biasa kepada Abu Ubaidah, seorang pemimpin yang jujur, amanah, dan adil. Umar sangat yakin bahwa jika Abu Ubaidah hidup lebih lama, ia akan menjadi pengganti yang tepat untuk memimpin umat Islam.
Kini, makam Abu Ubaidah terletak di Deir Alla, sebuah desa kecil di Yordania, yang dulunya bagian dari wilayah Syam. Makam ini menjadi tempat ziarah bagi umat Muslim yang ingin mengenang jasa dan pengorbanannya sebagai salah satu pahlawan terbesar dalam sejarah Islam. Keberanian, keteladanan, dan kesetiaannya pada amanah yang diberikan kepada umat menjadi warisan yang abadi, memberikan inspirasi bagi generasi setelahnya untuk tetap menjaga prinsip-prinsip kebaikan dan keadilan dalam kehidupan.
[Penutup dan Pesan Inspirasi]
"Kisah Abu Ubaidah bin Jarrah mengajarkan kita tentang keberanian, keikhlasan, dan kepemimpinan sejati. Ia adalah contoh sempurna seorang pemimpin yang hidup untuk melayani umat, bukan untuk kepentingan pribadi."
"Salah satu perkataan Abu Ubaidah yang inspiratif adalah: 'Pemimpin sejati adalah dia yang mengutamakan kepentingan rakyat di atas dirinya sendiri, hidup sederhana, dan bertindak dengan keadilan.' Kutipan ini menjadi pengingat bahwa tanggung jawab seorang pemimpin tidak hanya memimpin, tetapi juga melayani dengan hati yang ikhlas."
"Semoga kita bisa meneladani keberanian dan kesederhanaannya. Karena sejatinya, seorang pemimpin adalah dia yang mendahulukan umat daripada dirinya."
Terima kasih telah mengikuti perjalanan kisah Abu Ubaidah yang inspiratif. Dukungan Anda akan membuat kami terus membagikan motivasi dan kisah inspiratif lainnya.
Jika Anda menyukai pembahasan video ini, kami harap Anda bisa membantu kami dengan cara like, subscribe, dan share agar channel ini dapat terus berkembang.
Jangan lupa untuk meninggalkan komentar jika Anda memiliki saran atau ingin meminta kisah tokoh lain untuk dibahas di video selanjutnya.